Usia memang bukan urusan manusia. Tuhan yang menentukan kapan, bagaimana dan dimana kita akan meninggal.
Pagi ini ketika saya mendengar doa adik saya yang memohon untuk bisa meninggal dengan tenang tanpa rasa sakit yang mendera, hati saya tertusuk. Tidak ada lagi doa yang memohon kesembuhan. Hanya doa yang memohon untuk tidak lagi merasakan sakit.
Kanker sudah ada di paru-paru. Berdiam menunggu saat yang tepat untuk membunuh perlahan. Mungkin 2, 3 atau 4 tahun dia bisa bertahan sebelum ajal menjemput.
Dia terpuruk dan berusaha bangkit dengan susah payah. Mencoba menguatkan hati dan menyibukan diri dengan kuliah, meski terkadang membuatnya berfikir bahwa itu sia-sia.
Seandainya kita sudah mengetahui batas usia kita, entah karena kita punya clear voyance atau hasil perkiraan manusia karena penyakit (seperti kasus adik), apa yang akan anda lakukan?
- menikmati hidup
- sekolah lagi
- masuk pesantren dan memperdalam ilmu agama?
Menarik sekali. Ada pendapat?
Chan's Blog 